Tuesday, November 8, 2016

Tabrakan Galaxy Bententuk Seperti Tsunami Bintang


Tabtrakan Antar Galaxy memang sangat unik dan sangat sulit kita pamahi bagi orang. bagiaman bila ada orang yang bisa mengamati tabrakatan antar galaxy. Kalini ini kita akan membahas tambrakan galaxy IC 2163 dan galaxy NGC 2207

Astronom mengamati dari teleskop ALMA, melihat kedua galaksi tersebut seperti tsunami atau gelombang bintang dan gas yang menabrak di tengah disk galaksi IC 2163.  Sedangkan satu lagi galaksi yang ditabrak adalah NGC 2207.

Tidak terlalu penting galaksi yang mana yang menarak terlebih dahulu. Peneliti mengatakan tabrakan galaksi sering terjadi, bahkan sudah terjadi ketika dimulainya pembentukan alam semesta. Tapi yang terlihat memang jarak, dan strukturnya memang ada. kata Michele Kaufman astronomi dari univeristas Ohio.

Tapi yang satu ini memiliki bentuk menarik, seperti kelopak mata di galaksi yang jauhnya beberapa puluh juta tahun cahaya dari kita.





Kedua galaksi saling berinteraksi atau tarik menarik. Letaknya di konstelasi Canis Major. Keduanya bertabrakan tepat di tepi sisi galaksi. Sampai suatu hari nanti , kedua bentuk galaksi tersebut akan menyatu. Kita tidak tahu apakah keduanya memang sudah menyatu bila kita berada disana. Karena kedua benda tersebut sudah bertabrakan, dan kita baru melihat saat ini di Bumi sedang bertabrakan, Kedua galaksi terletak sangat jauh, 81 juta tahun cahaya dari Bumi.


Peneliti tidak memperlihatkan kedua galaksi yang sedang bertabrakan. Mereka mengamati dengan teleskop ALMA untuk menghitung gerakan karbon monoksida, sehingga membentuk pola kelopak mata yang sangat sempit. 

Karbon monoksida di galaksi IC 2163 terbentuk dari tsunami bintang dan gas akibat kedua galaksi bersinggungan. Gerakan gas pada bagian paling luar bergerak dengan kecepatan 100 km perdetik. Gas tersebut terlihat bergerak melambat dan mengikuti rotasi dari galaksi. Jadi yang terganggu adalah isi dari galaksi IC 2163, akibat mulai mendekat ke bagian galaksi GC 2207 (di sisi kanan pada gambar)

Apa yang terjadi bila gas sudah menumpuk tersebut, gas dapat membentuk banyak bintang. Seperti di alam semesta, matahari kita atau bintang akibat akumulasi gas hidrogen yang sangat besar, lalu menumpuk sampai menjadi sebuah bola gas raksasa dan dimulainya bintang menyala.

Dan disana juga terjadi seperti itu. Kedua galaksi yang bertabrakan akan mengakumulasi gas di lengan galaksi yang baru. Gas yang saling menumpuk tersebut dapat memicu gugus bintang baru, bahkan menciptakan sebuah galaksi dengan bentuk kelopak mata yang sangat bersinar. Peneliti memperkirakan akibat tabrakan tersebut akan membentuk banyak bintang baru di kedua galaksi tapi ukuran rata rata mencapai 24 bintang baru akan terbentuk setiap tahun. Dibanding galaksi Bima Sakti rata rata hanya mencapai 3 bintang yang baru lahir setiap tahun dan terlihat sangat langka di galaksi kita. Disana berbeda, para astronom mungkin dapat menemukan ledakan pembentukan bintang setiap waktu. Disinilah disebut bintang tsunami, disana akan tampak pembentukan bintang dalam waktu berdekatan






Seperti gambar dibawah ini, adalah bentuk galaksi IC 2163. Sedangkan di bagian lengan spiral adalah bagian kanan atas miliki galaksi NGC 2207. Warna oranye yang terlihat adalah gas karbon monoksida, dan gerakan gas ditandai dengan warna biru dibuat oleh teleskop Hubble.
Gambar ketiga adalah gambar dari teleskop Chandra X-ray dengan warna pink, dan digabungkan dengan gambar inframerah



Friday, November 4, 2016

Central galactic from NASA



Teleksop Hubble membuat foto terbaru dari inti galaksi Bima Sakti. Mengungkap disana terdapat sekelompok bintang setidaknya mencapai setengah juta bintang.

TGugus bintang nuklir ini adalah bagian terpadat seluruh kelompok bintang di galaksi kita. Setara dengan memasukan satu juta matahari dan bintang terdekat Alpha Centauri kata Nasa.

Gambar dibawah ini diambil dari daerah sepanjang 50 tahun cahaya. Yang diabadikan dari 9 gambar terpisah dan digabung menjadi satu gambar seperti dibawah ini

Para ilmuwan memperlihatkan pusat galaksi Bima Sakti. Disana terdapat lubang hitam sangat besar yang diberi nama Sagitarius A. Jarak ke Bumi sekitar 27 ribu tahun cahaya.


Black Hole di tengah galaksi memiliki massa sekitar 4 juta kali dari masa matahari kita.



The Snowstorm sebagai julkan dari gambar dibawah ini hanya puncak gunung es. Apa yang dilihat lebih dalam belum bisa dilihat lebih jelas. Diperkirakan masih ada 10 juta bintang lain yang lebih redup tapi tidak bisa ditangkap oleh gambar teleskop. Jadi gambar ini hanya bagian depan saja yang terlihat ke arah Bumi. Karena galaksi kita berbentuk piring, disisi belakang tidak pernah terlihat karena tertutup.

Untuk mengintip di belakang debu, Nasa mengunakan teleskop infra-merah agar gambar dapat dilihat oleh mata manusia. 

Dari teleskop Fuji dengan penglihatan optik seperti kita melihat garis galaksi.
Dari teleskop Digitized Sky Survey,  seperti menangkap mengambil gelombang E, V, J, R dan N
Dari teleskop Spitzer terlihat di bingkai paling kecil, disana terdapat lubang hitam raksasa sebagai inti galaksi.
Dari teleskop Hubble dengan pencitraan infra merah.



Kira kira titik tengah galaksi kita seperti sebuah cahaya yang melintang. Tetapi benda bercahaya tersebut bukan lubang hitam yang memberikan gravitasi seisi galaksi kita termasuk planet Bumi dan Matahari.

Lubang hitam tidak terlihat, diperkirakan dari kelompok bintang pada gambar terakhir sebagai lokasi keberadaan lubang hitam (Black Hole) terbesar di Bima Sakti




Planet HAT-P-11b Has a Lightning Than Bigger of Earth



Badai dengan jutaan petir lebih kuat dari Bumi, menjelaskan mengapa sinyal planet HAT-P-11b tertangkap oleh teleskop ruang angkasa. 

Di tahun 2009, teleskop radio menganalisa planet tersebut, yang jaraknya 122 tahun cahaya dari Bumi

Sinyal berhenti ketika tahun 2009 tim Nasa menemukan ukuran planet HAT-P-11b adalah seukuran planet Neptunus. 

Ketika itu planet sedang mengorbit di belakang bintang induknya. Sehingga astronom memutuskan adanya planet tersebutlah sumber asal sinyal radio. Sinyal radio bukan dari alien tapi dari kondisi di planet itu sendiri.
Walau belum yakin, ketika tahun 2010, planet HAT-P-11b transit di depan bintang.

Tahun 2015 ilmuwan Universitas St Andrew memecahkan misteri. Dia mengatakan sinyal itu nyata dan diproduksi oleh petir yang ada di planet HAT-P-11b

Peneliti memperkirakan kekuatan petir disana mencapai 3,8 x 10 pangkat 6 dari petir di planet Saturnus. Yang akhirnya menjelaskan darimana sumber sinyal radio yang ditangkap sebelumnya.
Petir terkuat yang ada di tata surya kita ada di planet Saturnus. Mencapai 3000 km lebarnya dan petir memiliki kekuatan 10.000 kali lebih kuat dibanding petir di bumi.

Dengan asumsi planet ekstrasurya yang mirip Bumi, bisa dibayangkan 3 juta kilatan petir perkm persegi setiap jam. Sampai sinyal dari petir bisa tertangkap oleh teleskop radio di Bumi pada tahun 2009.
Seandainya kekuatan petir di planet itu sekuat petir di planet Saturnus. Badai disana mencapai 50 kilatan perkm dengan kekuatan sangat besar setiap jam.

Bisakah sinyal radio dari sebuah planet bersumber dari sebuah planet. Kata Gabriella Hodosan dari proyek penelit atmofer listrik dan planet. Bisa saja.

Planet HAT-P-11b memang terlalu dekat ke bintang induknya. Membuat cuaca disana sangat dinamis, dan berawan. Tapi untuk melihat planet HAT-P-11b dengan teleskop optik belum dapat dilakukan, karena bentuk cahaya di planet tertutup oleh kekuatan cahaya bintang. Proses pelepasan petir melibatkan proses plasma dengan suhu dan energi yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan reaksi kimia di atmosfer.

Planet HAT-P-11b berada di konstelasi Cygnus dan ditemukan 2 Januari 2009 oleh astronom Perancis. Disana terdapat matahari atau bintang sebagai bintang induk dengan ukuran tipe K (HAT-P-11). Ukurannya sekitar 5x lebih besar dari Bumi. Memiliki orbit 0,198 dari orbit Bumi ke Matahari, atau disebut juga sebagai planet Neptunus yang panas.
Planet tersebut belum dapat diketahui berapa panasnya, kecuali setelah planet transit untuk kedua kalinya. 24 September 2014, Nasa melaporkan planet seukuran Neptunus tersebut yang memiliki awan. 




14 November terjadi super moon

Gerhana bulan dengan posisi bulan paling dekat dengan Bumi terjadi pada 14 November 2016. Bulan terlihat 14% lebih besar dan 30% lebih terang. Bulan akan kembali terlihat seperti tanggal 14 November , disusul 25 November 2034.

Nasa menjelaskan karena orbit bulan membentuk orbit elips. Satu posisi bulan lebih mendekat ke bumi sampai 48 ribu km atau dengan jarak 360.000 km. Supermoon disebut juga sebagai posisi bulan yang lebih dekat sehingga terlihat lebih besar dan terang. Terjadi dengan posisi yang sama setelah 80 tahun nanti, setelah posisi yang sama pada 1948
Micromoon, isitlah ketika bulan pada posisi terjauh, antara 400.000km dari posisi Bumi dan terlihat lebih kecil

Terjadinya Supermoon 14 November 2016, waktu 20.52 WIB (mewakili waktu Yogya)

Untuk mengabadikan bulan dengan camera, setting camera bisa seperti foto biasa dengan setting f/8, 1/200 dan ISO 200. Atau menurut Wikipedia bisa mengunakan setting
ISO 100, f.11 1/100-250s
ISO 200, f.11. 1/200-250s
ISO 400. f/11. 1/400-500s

Moon closest to Earth
YearDateDistance
2011March 19356,575 km
2012May 6356,955 km
2013June 23356,991 km
2014August 10356,896 km
2015September 28356,877 km
2016November 14356,509 km

Apa perbedaan posisi bulan ketika lebih dekat dengan bumi. Pastinya ukuran bulan akan terlihat lebih besar (gambar tengah) seperti gambar dibawah ini